Sejarah

                             JASMANI MILITER
                                                                                              
SEJARAH SATUAN
JASDAM XVII/CENDERAWASIH

BAB I
PENDAHULUAN

1.         Umum.
a.         Sejarah satuan merupakan media untuk menumbuhkan, memupuk dan meningkatkan rasa kebanggaan, kecintaan serta jiwa korsa anggota dalam pengabdian  kepada satuannya.
b.         Jasmani Militer merupakan organisasi pendukung Kodam XVII/Cenderawasih dalam bidang pembinaan, peningkatan dan pemeliharaan fisik  satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih sehingga fungsi jasmani sangat dibutuhkan, karena setelah di kaji lebih jauh tentang pentingnya satuan Jasmani Militer, maka pada Tahun 1984 satuan Jasdam berdiri sendiri terpisah dari Dodiklat Rindam XVII/Cenderawasih dan berdiri sendiri menjadi Balak di bawah langsung Kodam XVII/Cenderawasih.
c.                  Agar nilai-nilai pengabdian, perjuangan, prakarsa dan perubahan-perubahan yang terjadi pada Jasdam XVII/Cenderawasih dari masa lalu ke masa selanjutnya dapat diketahui, maka diperlukan sejarah satuan Jasdam XVII/Cenderawasih.
2.         Maksud dan Tujuan.
a.         Maksud. Memberikan gambaran tentang sejarah satuan Jasdam XVII/Cenderawasih dengan segala kekurangan maupun kelebihannya dalam pengabdiannya sebagai Balakdam XVII/Cenderawasih.   
b.         Tujuan.            Sebagai gambaran khususnya bagi anggota Jasdam XVII/Cenderawasih  tentang sejarah satuannya dari mulai berdiri hingga saat sekarang  guna menambah wawasan bagi satuan lain tentang Jasdam XVII/Cenderawasih.

3.         Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a.         Ruang Lingkup.         Sejarah Jasdam XVII/Cenderawasih ini menguraikan tentang riwayat dan pengabdian satuan dari sejak berdirinya sampai saat sekarang.


2

b.         Tata Urut.       Sedangkan  tata urut dalam penulisan disusun sebagai berikut :
1)         Bab  I  Pendahuluan.
2)         Bab  II Sekitar pembentukan.
3)         Bab  III  Perkembangan.
4)         Bab  IV  Pengabdian.
5)         Bab  V  Penutup.

4.         Dasar.            Surat  Telegram Pangdam XVII/Cenderawasih Nomor ST/431/2010 tanggal  22 April 2010 tentang Penyusunan dan Penulisan Sejarah Satuan, Data Pahlawan, Anggota yang Gugur dan Cacat serta Anggota yang mendapat Penghargaan Negara atas prestasinya.
BAB II
SEKITAR PEMBENTUKAN

5.                  Latar Belakang.
a.         Dalam suasana konflik dengan Belanda tentang penyelesaian pengembalian Irian Barat ke Republik Indonesia dan mempertahankan keutuhan Negara serta bangsa dari gerakan separatisme yang ingin  memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dibentuklah Komando-Komando TNI AD terutama yang berada  di Indonesia Timur hususnya wilayah Maluku dan Irian Barat,  berdasarkan  Penetapan KSAD Nomor 83/KSAD/PNT/1950 tanggal 20 Juni 1950,  tentang   pembentukan Komando Tentara dan Teritorium VII (Indonesia Timur) Wirabuana berkedudukan di Makasar dengan Kolonel A.E. Kawilarang sebagai Panglima pertama. Tentara dan Teritorium VII (TT-VII) membawahi wilayah Indonesia Timur (Sulawesi, Sunda Kecil, Maluku dan Irian Barat). 
b.         Dalam perkembangannya untuk lebih meningkatkan kegiatan operasi terhadap gerakan separatisme (gerombolan Republik Maluku Selatan/RMS), berdasarkan Surat Penetapan KSAD No.161/KSAD/PNTP/50 tanggal 30 Agustus 1950 tentang penomoran kesatuan-kesatuan TNI AD,  Panglima TT-VII mengeluarkan surat penetapan Nomor  3006/7/50 tanggal 17 September 1950 tentang nama-nama komando pasukan dalam wilayah TT-VII yaitu :


3

1)         Kopas ”A” : Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
2)         Kopas “B” : Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
3)         Kopas “C” : Sunda Kecil (Bali dan Nusatenggara).
4)         Kopas “D” : Maluku (Irian Barat masih dikuasai Belanda).

Kesatuan-kesatuan tempur yang berada di Kopas “D” bersifat Bawah Kendali Operasi (BKO). Batalyon-Batalyon yang beroperasi kebanyakan berasal dari luar TT-VII.   Dengan dibentuknya Kopas “D” kegiatan operasi militer semakin meningkat dan mendapatkan hasil yang gemilang.
c.         Sementara operasi penghancuran RMS berlangsung, diadakan penyempurnaan organisasi di lingkungan AD.  Berdasarkan Penetapan Panglima  TT-VII Nomor  8004/VII/1952 tanggal 5 Juli 1952,  terhitung mulai tanggal 1 Agustus 1952 Kopas “D” diganti menjadi Resimen Infanteri ke 25 (RI-25), sedangkan komandannya tetap Letkol Suprapto Sukowati kepala stafnya Mayor Jonosewojo, personel organiknya mantan anggota staf Kopas “D” dan Yonif 713.  Penetapan Panglima TT-VII tersebut merujuk instruksi KSAD Nomor 02/KSAD/Instr/52  tanggal 5 Januari 1952, dengan demikian RI-25 menjadi sub TT-VII wilayahnya meliputi Maluku dan Irian Barat.
d.         Bersamaan dengan reorganisasi Angkatan Perang Republik Indonesia, Keputusan Menteri Pertahanan Nomor MP/A/465/1957 tanggal 26 Mei 1957, maka khususnya dalam tibuh TNI AD diadakan penyesuaian, Surat Keputusan KSAD  No KPTS 288/5/1957 tanggal 27 Mei 1957 tentang penghapusan Komando TT-VII dan pembagian wilayah baru di Indonesia Timur, serta dibentuknya Komando-Komando Daerah Militer.  Berdasarkan Surat Keputusan tersebut bekas wilayah TT-VII Indonesia Timur dibagi 4 Komando Daerah Militer, antara lain Komando Daerah Militer Maluku dan Irian Barat (KDM-MIB).  Sejak tanggal 1 Januari 1957 Panglima KDM-MIB dijabat oleh Letkol Herman Pieters dengan tugas pokok melanjutkan penumpasan sisa-sisa RMS, selain itu yang harus segera dilaksanakan adalah meningkatkan pembinaan wilayah melalui Civic Mission (karya bakti) guna memulihkan kehidupan rakyat.
e.         Perjuangan pembebasan Irian Barat melalui jalur deplomasi ternyata tidak membuahkan hasil yang diharapkan selalu mengalami jalan buntu, perkembangan selanjutnya semakin meningkatkan perjuangan untuk mengembalikan wilayah Irian Barat ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, KDM-MIB dilikuidasi sesuai TAP KSAD 0-5.  Singkatan  KDM  menjadi  Kodam,  sementara  itu   dikeluarkan   Surat
4
Keputusan KSAD No KPTS-952/10/1959 tanggal 24 Oktober 1959 tentang KDM-MIB menjadi Kodam MIB dengan nama Pattimura.  Dalam perjalanan sejarahnya Kodam MIB/Pattimura berubah menjadi Kodam XVI/Pattimura sejak diresmikan Kodam XVII/Irian Barat yang resmi dibentuk pada tanggal  17 Agustus 1962. Wilayah tanggung jawab Kodam XVI/Pattimura adalah propinsi Maluku sedangkan Kodam XVII/Cenderawasih mempunyai wilayah propinsi Irian Barat (Irian Jaya).
f.          Sengketa antara Indonesia dengan Belanda tentang pengembalian Irian Barat yang disepakati dalam Konfrensi Meja Bundar (KMB) tidak menjadi kenyataan. Berulang kali perundingan dilakukan baik bilateral maupun dengan melibatkan negara lain selalu mengalami kegagalan, sampai pada batas kesabaran akhirnya pemerintah Indonesia menyatakan tidak perlu lagi mengadakan perundingan, bahkan memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda.
Pada tanggal 19 Desember 1961 Presiden Soekarno mencanangkan Tri Komando Rakyat (Trikora) merupakan ajakan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mempersiapkan diri membebaskan Irian Barat dari kolonialisme Belanda.       
Tri Komando Rakyat berisikan :
Pertama, Gagalkan pembentukan Negara boneka Papua buatan Belanda kolonial.
Kedua, Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia.
Ketiga, Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kesatuan tanah air dan bangsa.
Trikora disambut hangat oleh seluruh rakyat Indonesia, banyak pemuda pemudi mendaftarkan diri sebagai sukarelawan/sukarelawati pembebasan Irian Barat, termasuk mahasiswa, pegawai negeri sipil bahkan isteri-isteri anggota ABRI.  Sebagai realisasi dari Trikora pada tanggal 11 Januari 1962 dibentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat berkedudukan di Makasar (Ujungpandang) dengan Panglima Mayjen TNI Suharto, Wakil Panglima I Kolonel (L) Sudomo, Wakil Panglima II Kolonel (U) Leo Wattimena serta Kepala Staf Kolonel Inf. A. Tahir.   Kekuatan yang dikerahkan adalah gabungan ketiga angkatan dan kepolisian, diberi nama  “ Operasi Jayawijaya”.
Pentahapan operasi Jayawijaya adalah :
Fasa pertama berupa infiltrasi melalui laut maupun penerjunan dari udara.
Fase kedua, serangan terbuka dengan harapan semua sasaran yaitu daratan Irian Barat sampai akhir 1963 sudah dapat direbut.
5

Fase selanjutnya adalah konsolidasi bagi semua kesatuan yang telah diterjunkan dan didaratkan serta pemerintahan di Irian Barat sudah berada di tangan pemerintah Indonesia.
Operasi Jayawijaya baru pada fase pertama yaitu dengan adanya infiltrasi akhirnya pemerintahan Belanda bersedia lagi berunding atas usul Ellswort Bunker duta besar AS di PBB.  Perundingan kedua belah pihak dilaksanakan di New York dengan PBB sebagai penengah,  hasilnya pada tanggal 15 Agustus 1962 gencatan senjata di Irian Barat, dengan demikian maka fase operasi Jayawijaya berikutnya tidak dilanjutkan.
Sementara perundingan di New York berlangsung, Pada tanggal  8 Agustus 1962 diterbitkan  surat keputusan MEN/PANGAD No. KPTS-1058/8/1962 yang memutuskan berdirinya Komando Daerah Militer di Irian Barat dengan nama Komado Daerah Militer XVII/Irian Barat terhitung mulai tanggal 17 Agustus 1962, walaupun belum berfungsi sebagaimana mestinya.  Pada waktu tersebut konfrontasi dengan Belanda masih berlangsung baik fisik maupun melalui jalur diplomasi, perundingan New York juga menghasilkan kesepakatan penyerahan Irian Barat kepada Republik Indonesia melalui badan yang dibentuk PBB yaitu UNTEA (United Nation Temporary Executive Autority) sebagai pemerintah peralihan.  Pasukan PBB atau UNSF (United Nation Execurity Forces) dari angkatan perang Pakistan, sedangkan Indonesia diminta menempatkan satuan tugasnya yang dikenal dengan nama KOTINDO (Kontingen Indonesia), taktis dibawah UNSF.  Tugas KOTINDO ialah ikut mengawasi gencatan senjata dan keamanan pemerintah peralihan serta pengembalian warga Negara Belanda ke negaranya.   Hasil lain  persetujuan New York yang sangat penting adalah Penentuan Pendapat Rakyat (PAPERA) apakah tetap sebagai bagian dari NKRI atau berdiri sendiri.  Tanggal 1 Mei 1963 tugas UNTEA di Irian Barat berakhir dan dibubarkannya pasukan penjaga keamanan yaitu UNSF dan KOTINDO di lapangan Mandala Jayapura, maka secara resmi Irian Barat diserahkan kepada Republik Indonesia oleh UNTEA, sedangkan PAPERA yang akan dilaksanakan tahun 1969 tanggung jawab pelaksanaan berada pada pemerintah Indonesia.
g.                  Kodam XVII/Irian Barat yang dibentuk menjelang pelaksanaan gencatan senjata ternyata belum berfungsi sebagaimana mestinya, setelah berakhirnya masa pemerintahan UNTEA barulah  mulai berfungsi yaitu sejak tanggal 17 Mei 1963, dengan panglima pertama Brigjen TNI U. Rukman.  Berdasarkan Surat Keputusan MEN/PANGAD  No.  Kep-351/4/1964   tanggal  13  April 1964   Kodam  XVII/Irian  Barat
6

dirubah menjadi Kodam XVII/Cendrawasih,  sebagai wilayah yang baru terlepas dari penjajah, Kodam XVII/Cenderawasih menghadapi tantangan yang bersifat politis adanya pro kontra pengembalian Irian Barat kepada Indonesia dan adanya Negara boneka Papua. Semakin berkembangnya ide mendirikan negara sendiri dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan  GPK (Gerakan Pengacau Keamanan) serta pihak yang kontra dengan pengembalian Irian Barat,  karena ide tersebut bersifat memecah belah kesatuan bangsa, jelas ditolak oleh pemerintah RI. Kodam XVII/Cenderawasih terus berupaya menghilangkan ide separatisme itu dengan pendekatan sebagai saudara sebangsa,  tetapi selalu menemui kegagalan malahan semakin meningkatkan kegiatannya dengan mengadakan penyerangan terhadap pos-pos ABRI,  karena Kodam XVII/Cenderawasih baru mempunyai dua Batalyon yaitu Yonif 641 di Manokwari dan Yonif 642 di Merauke, maka untuk menumpas GPK/OPM didatangkan pasukan dari Kodam-Kodam lain secara bergantian. Disamping karena ingin mendirikan pemerintahan sendiri,  gerakan yang dilancarkan OPM/GPK di hampir seluruh Irian Jaya bertujuan untuk mengacaukan jalannya Papera.  Pada saat pelaksanaan Papera dengan hasil semua utusan dari Kabupaten memberikan suara tetap dalam NKRI, menyebabkan pihak GPK/OPM semakin meningkatkan kegiatannya diseluruh Irian Jaya, keadaan ini berlangsung sampai pelaksanaan reorganisasi ABRI 1985.
h.                  Sebagai kelanjutan kebijaksanaan Panglima ABRI tentang reorganisasi TNI ABRI,  di jajaran TNI AD dilaksanakan dengan dasar Perintah Operasi  Kasad No. 01 tanggal 22 September 1984, beberapa Komando Utama (Kotama) TNI AD dilikwidasi kemudian dibentuk Kotama baru, hal ini terjadi pula untuk Kodam XVI/Pattimura dan Kodam XVII/Cenderawasih. Pada tanggal 6 Mei 1885 Kodam XVI/Pattimura dilikuidasi, tanggung jawab keamanan di Maluku dilaksanakan oleh Korem 174/PTM yang telah diresmikan beberapa bulan sebelumnya. Tanggal 8 Mei 1985 Giliran Kodam XVII/Cenderawasih dilikwidasi, setelah pernyataan likwidasi Kasad Jenderal TNI Rudini meresmikan berdirinya Kodam VIII/Trikora sebagai penggabungan kedua Kodam yang sudah dilikwidasi dan penyerahan Pataka “Kesatria Pelindung Rakyat” kepada Panglima Kodam  Brigjen TNI H. Simanjuntak. Upacara dilanjutkan peresmian Markas Kodam VIII/Trikora yang berada di Polimak IV Atas Jayapura.                     
Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/691/VI/1986 dimana Irian Barat dan Maluku pernah bergabung dalam satu Komando ditetapkan hari jadi Kodam XVII/Trikora adalah 1 Agustus.

7

6.     Pembentukan Jasdam XVII/Cenderawasih.
a.            Panglima Kodam XVII/Irian Barat pertama segera melengkapi dan menyempurnakan organisasi Kodam XVII/Irian Barat dengan mengangkat Kepala Staf, para Asisten, para Perwira sebagai Komandan, Kepala Satuan, Dinas dan Jawatan. Berdasarkan Surat Keputusan MEN/PANGAD No. Kep-351/4/1964 tanggal 13 April 1964 Kodam XVII/Irian Barat diubah menjadi Kodam XVII/Cenderawasih. Sejalan  dengan penyempurnaan organisasi yang ada, pada bulan Mei tahun 1979 dibentuk Dodiklatdam (sekarang Jasdam XVII/Cen) dibawah Kodiklat Rindam XVII/Cenderawasih.
b.            Perjalanan sejarah berdirinya Jasdam XVII/Cenderawasih pada kurun waktu 1963 sampai dengan 1979 telah banyak mengalami perubahan organisasi dan berpindah-pindah tempat dan organisasi Jasdam saat itu masih tergabung dengan satuan di bawah Kodam XVII/Cenderawasih yaitu Dodiklatdam yang pertama bertempat di Dok II kemudian pindah lagi di V, kemudian pindah lagi di Dodiklatdam XVII/Cenderawasih di Sentani yang,  pada Tahun 1972 pindah lagi ke Waena,  selanjutnya pada tahun 1979  pindah di Jayapura yang ditangani langsung Dodiklatdam XVII/Cenderawasih.
c.                        Keadaan saat awal pembentukan Periode 1979-1985.
               1)         Pimpinan pada saat itu di jabat oleh :
Nama                          : Panoedjoe Widayat
            Pangkat/Korsp          : Letkol Inf
            NRP                            : 286295
            Jabatan                      : Ka Dodiklatdam XVII/Cenderawasih.
2)         Personel.        Komposisi personel terdiri dari militer dan PNS sesuai dengan keputusan Pangdam XVII/Cenderawasih pengisian personel bersumber dari personel Denma dan pindahan dari luar Kotama serta warga Irian Barat otomatis menjadi organik.
3)         Organisasi.    Susunan organisasi Komando Pendidikan dan latihan (Dodiklat) sekarang Jasdam  XVII/Cenderawasih terdiri atas :
a)                 Kepala  Dodiklatdam XVII/Cenderawasih (Sekarang Kajasdam)
b)                 Kepala Tata Usaha
c)                  Kepala Seksi Perencanaan dan pengendalian
d)                 Kepala Seksi Pelatih
e)                 Kepala Seksi Sarana dan Prasarana.
8
BAB III
PERKEMBANGAN
7.         Periode 1985-1999.
a.         Perubahan Dodiklatdam menjadi Jasdam.
Berdasarkan Kep Kasad No. Kep/57/IX/1985 tanggal 18 September 1985  tentang perubahan Dodiklatdam yang semula di bawah Kodiklat Rindam menjadi satuan berdiri sendiri langsung dibawah Kodam VIII/Trikora, hal tersebut merupakan pertama kali sebutan berdirinya Jasdam XVII/Cenderawasih pada Tahun 1985.
b.                 Perubahan Jasdam XVII/Cendrawasih menjadi Jasdam VIII/Trikora.
Pada Tahun 1985 telah terjadi reorganisasi satuan di tubuh TNI AD, diantaranya Kodam XVII/Cenderawasih dengan Kodam XVI/Pattimura yang dilikuidasi menjadi satu Kodam yaitu Kodam VIII/Trikora,  tidak terkecuali dengan satuan setingkat Jasdam XVI/Pattimura dan Jasdam XVII/Cenderawasih yang terkena likuidasi.  Untuk Jasdam XVI/Pattimura menyesuaikan dengan satuan baru yang masuk dalam jajaran Korem 174/Pattimura Dam VIII/Trikora menjadi Jasrem 174/Pattimura, sedangkan untuk Jasdam VIII/Trikora tetap menjadi Satminkal tersendiri di bawah Kodam VIII/Trikora dengan nama Jasdam VIII/Trikora sesuai dengan Keputusan kasad Nomor  Kep/57/IX/1985 tanggal 18 September 1985 tentang Organisasi dan Tugas Jasdam, yang Kantornya berkedudukan dilingkungan Kodam Lama Jl. Setiapura dan pada bulan April 1997 pindah ke Makodam VIII/Trikora di Jalan Polimak IV Atas Jayapura.            Pada Tahun 1999 telah dibentuk dan berdirinya Kodam XVI/Pattimura di Ambon, maka Kodam VIII/Trikora berubah nama menjadi Kodam XVII/Trikora, berikut juga dengan satuan dibawahnya menyesuaikan.
c.                  Keadaan setelah perkembangan.
1)         Pimpinan saat itu dijabat oleh :
            Nama              : J.P. Sunarno
            Pangkat          : Letnan Kolonel Inf NRP 24809
            Jabatan          : Kajasdam VIII/Trikora (TMT 1984-1989)

2)         Tepatnya pada bulan April 1997, untuk Kantor Jasdam VIII/Trikora berpindah tempat semula di Jalan Setiapura pindah ke Lingkungan Makodam VIII/Trikora Jalan Polimak  IV Atas Jayapura sampai dengan sekarang.
9

            Pimpinan saat itu dijabat oleh :
            Nama              : Drs. Sudarmadi
            Pangkat          : Letnan Kolonel Inf NRP  30708
            Jabatan          : Kajasdam VIII/Trikora (TMT 1995–1998)
3)         Personel.        Jumlah personel sesuai dengan DSPP berdasarkan Skep Kasad Nomor Kep/57/IX/1985 tanggal 18 September 1985  untuk Militer 66 orang dan PNS 17 orang dengan koperasi. Untuk melengkapi dan memenuhi jumlah personel tersebut  diperoleh dari sumber :
a)                 Lulusan Dikma Pa/Ba/Ta.
b)                 Lulusan Dikbangum Pa/Ba.
c)                  Pengangkatan baru (PNS).
d)                 Pindahan dari luar Kotama Pa/Ba.
e)                 Mengajukan kepada Aspers Kasdam VIII/Trikora.
4)         Organisasi.    Susunan organisasi dan tugas Jasdam berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/57/IX/1985 tanggal 18 September 1985  tentang Organisasi dan Tugas Jasdam adalah :


24.38.2/13   (64/13)
 

1. - . -    (1)
 
KAJASDAM
 
           







1.1,- / 4 (2/4)
 

4.11.2/7   (17/7)
 




                       




















10





































































































































































































































































































































































































































































































































































































































12

















14
6)         Pendidikan dan latihan.
a)                 Mengikut sertakan setiap alokasi pendidikan spesialisasi bagi personel Militer dan PNS.
b)                 Mengikut sertakan Dikbangum bagi personel militer.
c)         Melaksanakan seleksi masyarakat menjadi Aparat TNI/TNI AD melaluhi Sbb  :
(1)       Seleksi Kesamaptaan Jasmani Calon Taruna Akmil
(2)       Seleksi Kesamaptaan Jasmani Pa PK TNI  lulusan D.III/S.1
(3)       Seleksi Kesamaptaan Jasmani Pa PSDP Penerbang TNI
(4)       Seleksi Kesamaptaan Jasmani Ba PK TNI AD Pria dan Wanita
(5)       Seleksi Kesamaptaan Jasmani Ta PK TNI AD Gel I dan II.
(6)       Seleksi Kesamaptaan Jasmani CPNS  Pria dan Wanita.

d)         Seleksi pendidikan pengembangan Umum :
(1)       Seleksi Kesamaptaan Jasmani Secapa Reg Cab TNI AD.
(2)       Seleksi Kesamaptaan Jasmani Secaba Reg Cab TNI AD.
(3)       Seleksi Kesamaptaan Jasmani Diklapa II Kecab TNI AD
(4)       eleksi Kesamaptaan Jasmani Casis Seskoad
(5)       Seleksi Kesamaptaan Jasmani Casis Sesko TNI

7)         Pembinaan Olah Raga.        Pembinaan personel Dam XVII/Cenderawasih yang berprestasi dalam cabang olah raga, diantaranya sebagai berikut :

a)         Cabang Atletik :

(1)       Lettu Inf Ismael Sroyer (Lempar Cakram)
(2)       Serma Enos Furima (Lari Gawang)
(3)       Serma (K) Marion Pakage (Jasrem 174/Ptm)
(4)       Serka Kristianus Kaize (Lempar Lembing)

b)         Cabang Renang :
(1)       Serka Yohan Yowei (Kodim 1705)
(2)       Serka (K) Fidel (Kesdam)
(3)       Sertu Ajit  (Sandidam)
            (4)       Sertu M. Irsyad (Yonif 751)
            (5)       Sertu Lukman (Kumdam)
(6)       Serda Paulus Suebu (Yonif 751)
(7)       Serda (K) Aleda (Pomdam)
(8)       Praka Tabernakel Waromi (Jasdam)
(9)       Pratu Putu Putra (Jasdam)
(10)     Pratu Tumingan (Jasdam)

c)         Cabang Karate :
(1)       Kapten Inf JDP. Manalu (Jasrem 171/PVT
(2)       Serka Zakarias S.  (Rindam)
(3)       Serda Yacob Laurens  Apiem (Kodim 1704)
(4)       Serda Abdul Rahman (Yonif 752)
15

(5)       Pratu Gagat Sukmana (Yonif 752)
(6)       Pratu Darmanto (Yonif 752)
(7)       Pratu Yulianto
(8)       Pratu Fajar Riyanto (Yonif 752)

d)         Cabang Pencak Silat :
(1)       Serka Budi Hartono (Jasdam)
(2)       Pratu Joko Santoso (Yonif 752)
(3)       Prada Wahid Rifai (Yonif 752)

e)         Cabang Taekwondo :
(1)       Kopda Pares DL.  (Paldam)
(2)       Pratu Supriyanto    (Yonif 752)

f)          Cabang Bola Voly :
(1)       Pratu Sumiran (Yonif 752)
(2)       Pratu Soleman (Yonif 752)
(3)       Pratu Haryanto (Yonif 752)
(4)       Pratu Darmanto (Yonif 752)
(5)       Pratu Hari Susanto (Yonif 752)
(6)       Prada Yulianto (Yonif 752)

g)         Cabang Sepak Bola :

(1)       Sertu Boyke S.Y.       (Rindam)
(2)       Serda Apriansyah  (Jasrem 174)
(3)       Serda David Awaniter  (Kodim 1707)
(4)       Prada Trisno (Yonif  752)
(5)       Prada Welem Kemong (Yonif 752)

d.         Fungsi dan Tugas.       Jasdam merupakan eselon pelaksana Kodam XVII/Cenderawasih mempunyai tugas dan fungsi  sebagai berikut :
1)         Tugas.            Jasdam adalah badan pelaksana  Kodam yang bertugas :
a)         Pembentukan Jasmani Prajurit.      Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan pembentukan Jasmani Prajurit untuk memiliki  kemampuan melintasi/mengatasi berbagai bentuk medan/rintangan dan daya tahan yang tinggi dan sikap/bentuk tubuh yang harmonis.

b)         Pemeliharaan dan peningkatan Jasmani Prajurit.  Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan pemeliharaan dan meningkatkan kemampuan Jasmani Prajurit yang telah dimilikinya.



16

c)         Pembinaan sarana/prasarana Pembinaan Jasmani Militer. Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan pembekalan, penggunaan, pemeliharaan dan pengembangan sarana/prasarana Binjasmil. 

d)         Pengembangan Pembinaan Jasmani Militer.          Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan pembibitan, pembinaan personel, dan pengumpulan data Jasmil guna bahan pengembangan Binjasmil. 

2)         Fungsi utama.
a)         Menyelenggarakan pembinaan Binjasmil personel Kodam XVII/Cenderawasih.
b)         Penyiapkan atlet-atlet terbaik, baik atlet daerah, nasional maupun intern angkatan darat. 
3)         Fungsi Organik Militer.
a)         Pengamanan.
b)         Pendidikan dan latihan.
c)         Personel.
d)         Logistik.
e)         Administrasi Umum.
4)         Fungsi Pembinaan.
a)         Perencanaan.
b)         Pengorganisasian.
c)         Pengendalian dan pengawasan.

8.         Periode 1999-2006.            Perubahan Jasdam VIII/Trikora menjadi Jasdam XVII/Cenderawasih.             Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/11/V/1999 tanggal 7 Mei 1999 Tmt 12 Mei 1999 Kodam VIII/Trikora berubah menjadi Kodam XVII/Trikora yang meliputi daerah Irian Jaya, sedangkan daerah Maluku menjadi Kodam tersendiri yaitu menjadi Kodam XVI/Pattimura, sehingga Jasdam VIII/Trikora menjadi Jasdam XVII/Trikora.   Keadaan setelah perkembangan tersebut adalah :
           
17

            a.         Pimpinan saat itu dijabat oleh :
                        Nama              : Drs. Sumaidi.
                        Pangkat          : Mayor Inf / 33344
                        Jabatan          : Kajasdam XVII/Trikora.
            b.         Personel.        Jumlah personel sesuai DSPP tidak ada perubahan.
c.         Organisasi.    Susunan organisasi Jasdam tidak berubah, yang berubah hanya cakupan wilayahnya.
d.         Materiil.          Susunan materiil Jasdam tidak ada penambahan dan perubahan.
e.         Pendidikan dan latihan.        Masih tetap mengikuti program kerja dari Ko. Atas.
f.          Pembinaan olah raga.          Masih tetap melaksanakan pembinaan atlet, yang telah diprogramkan dari Ko. Atas.
g.         Fungsi dan Tugas.    Pada tanggal 1 Oktober 2007, berdasarkan  Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/175/ IX/2007 tanggal 26 September 2007, terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2007 Nomor registrasi Kodam XVII/Trikora berubah menjadi Kodam XVII/Cenderawasih yang meliputi wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat membawahi 4 Korem 13 Kodim, secara otomatis Jasdam XVII/Trikora berubah menjadi Jasdam XVII/Cenderawasih.  Hal tersebut dikaitkan atas dasar fakta sejarah pada tanggal 1 Mei 1963 UNTEA  menyerahkan Irian Barat kepada Pemerintah Republik Indonesia dan selanjutnya pada tanggal 17 Mei 1963 Kodam XVII/Irian Barat yang dibentuk sudah mulai berfungsi  sebagai kekuatan pertahanan, keamanan maupun sebagai kekuatan sosial masyarakat, pada tahun 1964 dirubah menjadi Kodam XVII/Cenderawasih maka pada tanggal 17 Mei ditetapkan sebagai hari jadi Kodam XVII/Cenderawasih.  








18

BAB IV
PENGABDIAN
9.         Pengabdian.                        Peranan Jasdam XVII/Cenderawasih sebagai badan pelaksana Kodam XVII/Cenderawasih dalam bidang pembinaan Jasmani Militer, telah banyak melahirkan Prajurit-Prajurit yang handal dan berprestasi melalui berbagai macam event dan cabang-cabang olah raga yang di pertandingkan mulai dari tingkat daerah, nasional dan internasional. Untuk mendapatkan dan membentuk seorang prajurit yang baik, harus memperhatikan beberapa aspek. Salah satunya adalah aspek jasmani karena baik postur tubuh maupun kemampuan fisik yang baik akan sangat mendukung setiap pelaksanaan tugas, sesuai dengan fungsi dan tugas pokok Jasdam XVII/Cenderawasih diantaranya sebagai berikut :
a.         Bidang pendidikan dan latihan.       Untuk meningkatkan kemampuan Personel Jasdam XVII/Cenderawasih dalam mendukung tugas pokok Jasmani sabagai unsur pelaksana Kodam XVII/Cenderawasih, telah mengikutkan Dikbangspes sbb :
1)         Tingkat Pamen melaksanakan pendidikan Susfungjas
2)         Tingkat Pama melaksanakan pendidikan Suspajasmil
3)         Tingkat Ba melaksanakan pendidikan sbb :
            a)         Susbajasmil.
b)         Madya Mountenering.
c)         Madya Ralasuntai.
d)         Madya BDM/Young Moodo

b.         Pembinaan Jiwa Korsa Satuan (Espirit De Corps).              Pembinaan Jiwa Korsa satuan dilaksanakan melalui tradisi penerimaan dan pelapasan personel Jasdam XVII/Cenderawasih sesuai dengan situasi dan kondisi satuan  sebagai berikut :
1)         Tradisi Penerimaan.
a)         Penjemputan personel baru di Rindam XVII/Cenderawasih yang telah selesai mengikuti pendidikan Tahap II/Kecabangan Infanteri yang ditempatkan  di satuan Jasdam XVII/Cenderawasih.
b)         Menjemput personel yang pindah dari Kotama lain dan ditempatkan di Jasdam XVII/Cenderawasih (Pamen/Pama).
c)         Personel yang berstatus bujangan ditempatkan di aula Jasdam XVII/Cenderawasih (Bintara/Tamtama) dan bagi yang sudah  berkeluarga ditempatkan di Mess Kodam.

19
d)         Mengadakan pembekalan secara Umum tentang tugas pokok Jasdam XVII/Cenderawasih yang disampaikan oleh Kajasdam maupun Perwira yang ditunjuk dan memberikan pembekalan setelah selesai mengikuti kegiatan masa oreintasi  yang dilaksanakan selama + 2 bulan. 
e)         Pelaksanaan kegiatan Orientasi satuan dalam penerimaan personel baru dengan tujuan sebagai berikut :
(1)       Untuk memupuk Jiwa Korsa satuan.
(2)       Pengenalan antara senior dan yunior.
(3)       Menanamkan rasa kebanggaan dan loyalitas terhadap satuan baru.
(4)       Menyiapkan mental prajurit itu sendiri sebelum melaksanakan tugas di satuan baru.
(5)       Terciptanya rasa soliditas antar angkatan maupun antara  Yunior dan Seniornya.
(6)       Kegiatan dilaksanakan selama + 30 hari.
2)         Tradisi Pelepasan.
a)         Pelepasan personel yang pindah satuan ( Korps Raport ).
(1)       Telah selesai mengikuti pendidikan (Secapa/Selapa/ Seskoad).
(2)       Pengajuan pindah sendiri atas  permintaan sendiri dan kebutuhan Organisasi.
b)         Memberikan Cinderamata dari persit KCK Ranting 2 Jasdam Cabang 2 Sopsdam kepada ibu persit yang pindah satuan mengikuti tugas suami.
c)         Menyiapkan administrasi yang akan dibawa antara lain :
                        (1)       Berkaitan dengan penghasilan/gaji.
                        (2)       Kaporlap.
                        (3)       BOV/CB/Dosir perorangan.
                        (4)       Sprin PDW dan Satminkal.

d)         Membantu menyiapkan sarana transportasi ke pelabuhan Laut Jayapura dan bandar udara (bandara)  Sentani.



20

10.       Pimpinan-pimpinan Jasdam XVII/Cenderawasih. (Mulai tahun 1979 s/d 2010).
Nama                          :  PANOEDJOE
Pangkat Korps/NRP :  Letkol Inf / 286295
Jabatan                      :  Ka Dodiklat Kodiklatdam XVII/Cen
                                        (Kajasdam ke 1)  
Tahun                          :  1979-1981
 

 
a.




Nama                          :  A.J. SAMIN
Pangkat Korps/NRP :  Mayor Inf / 297040
Jabatan                      :  Ka Dodiklat Kodiklatdam XVII/Cen
                                        (Kajasdam ke 2)  
Tahun                          :  1981-1982
 

 
b.




Nama                          :  A.Y. Elias
Pangkat Korps/NRP :  Letkol Inf / 257149
Jabatan                      :  Ka Dodiklat Kodiklatdam XVII/Cen
                                        (Kajasdam ke 3)  
Tahun                          :  1982-1984
 

 
c.




Nama                          :  J .P. Sunarno
Pangkat Korps/NRP :  Letkol Inf / 24809
Jabatan                      :  Kajasdam XVII/Cen ke 4
Tahun                          :  1984-1989
 

 
d.




Nama                          :  Drs. Sudarmadi
Pangkat Korps/NRP :  Letkol Inf / 30317
Jabatan                      :  Kajasdam XVII/Cen ke 5
Tahun                          :  1989-1992
 

 
e.




Nama                          :  Drs. Heru Prasetyo
Pangkat Korps/NRP :  Mayor Inf / 31523
Jabatan                      :  Kajasdam XVII/Cen ke 6
Tahun                          :  1992-1995
 

 
f.




Nama                          :  Drs. Sudarmadi
Pangkat Korps/NRP :  Letkol Inf / 30708
Jabatan                      :  Kajasdam XVII/Cen ke 7
Tahun                          :  1995-1998
 

 
g.



21


Nama                          :  Drs. Sumaidi
Pangkat Korps/NRP :  Mayor Inf / 33344
Jabatan                      :  Kajasdam XVII/Cen ke 8
Tahun                          :  1998-2001

 

 
h.




Nama                          :  Drs. Fransiskus Tambunan
Pangkat Korps/NRP :  Mayor Inf / 1910000000067
Jabatan                      :  Kajasdam XVII/Cen ke 9
Tahun                          :  2001-2004

 

 
i.




Nama                          :  Bambang Sudarmanto
Pangkat Korps/NRP :  Mayor Inf / 30054
Jabatan                      :  Kajasdam XVII/Cen ke 10
Tahun                          :  2004-2005

 

 
j.




Nama                          :  Kokok Suprabowo
Pangkat Korps/NRP :  Mayor Inf / 32087
Jabatan                      :  Kajasdam XVII/Cen ke 11
Tahun                          :  2005-2006

 

 
k.




Nama                          :  Drs. H. Simanjuntak
Pangkat Korps/NRP :  Mayor Inf / 11940008630768
Jabatan                      :  Pgs. Kajasdam XVII/Cen
Tahun                          :  2006 s/d sekarang           

 

 
l.





12.       Kronologis.
a.         20 Juni 1950. Dibentuk Tentara dan Teritorium VII (TT-VII) di Makasar, membawahi wilayah Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku dan Irian Barat.
            b.         17 September 1950.               Dibentuk Komando Pasukan “D” (Kopas “D") membawahi wilayah Maluku dan Irian Barat.

22

            c.         1 Agustus 1952.        Dibentuk Resimen Infanteri ke-25 (RI-25) membawahi wilayah Maluku dan Irian Barat.
            d.         1 Januari 1957.         Dibentuk Komando Daerah Militer Maluku dan Irian Barat (KDM-MIB).
e.         24 Nopember 1959.       KDM-MIB menjadi Komando Daerah Militer Maluku dan Irian Barat dengan nama Pattimura (Kodam MIB/Pattimura).           
f.          17 Agustus 1962.      Kodam XVII/Irian Barat diresmikan (berfungsi pada tanggal 17 Mei 1963)
            g.         13 April 1964.            Kodam XVII/Irian Barat diubah menjadi Kodam XVII/Cenderawasih.
            h.         8 Mei 1985                Kodam XVII/Cenderawasih dan Kodam XVI/Pattimura digabung menjadi Kodam VIII/Trikora
            i.          Mei 1979                    Dibentuk Ka Dodiklatdam XVII/Cendrawasih.
            j.          21 Mei 1985              Kodiklatdam VIII/Trikora berubah menjadi Jasdam VIII/Trikora.
            k.         Juni 1986                   Berdasarkan Skep Kasad No. Skep/691/VI/1986 ditetapkan hari jadi Kodam  VIII/Trikora adalah 1 Agustus.
            l.          April  1997.    Kantor Jasdam XVII/Trikora pindah dari Jl. Setiapura II Jayapura (Kodam Lama) ke Jl. Polimak IV Atas (Komplek Makodam Baru)
            m.        12 Mei 1999.             Kodam VIII/Trikora dipisah menjadi dua Kodam yakni ; Kodam XVII/Trikora (wilayah Irian Jaya) dan Kodam XVI/Pattimura (wilayah Maluku) dan  Jasdam VIII/Trikora berubah menjadi Jasdam XVII/Trikora.
n.         1 Oktober 2007.        Registrasi Kodam XVII/Trikora berubah menjadi Kodam XVII/Cenderawasih yang meliputi wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat  membawahi 4 Korem 13 Kodim serta hari jadi adalah tanggal 17 Mei, secara otomatis Jasdam XVII/Trikora berubah menjadi Jasdam XVII/Cenderawasih.




23

BAB V
PENUTUP


13.       Penutup.       Demikian ringkasan sejarah terbentuknya satuan Jasdam XVII/Cenderawasih guna sebagai pengetahuan bagi personel Jasdam XVII/Cenderawasih dan sebagai bahan masukan ke Komando Atas tentang Sejarah Satuan.

                                                 Jayapura,       Agustus  2010

Pgs. Kepala Jasdam XVII/Cenderawasih



Drs. H. Simanjuntak
Mayor Inf NRP 11940008630768






























 
KOMANDO DAERAH MILITER XVII/CENDERAWASIH
JASMANI MILITER
 





SEJARAH  SATUAN
JASDAM XVII/CENDERAWASIH















 

















Jayapura,      Agustus  2010